Chronograph pertama kali diciptakan pada tahun 1815 oleh Louis Moinet digunakan untuk meningkatkan kepresisian navigasi laut. Tetapi Chronograph lebih dikenal atau diyakini diciptakan oleh Nicolas Rieussec pada tahun 1821 pada saat itu digunakan untuk menghitung waktu di ajang balap kuda.
Kita dapat membedakan Chronograph pada umumnya yaitu memiliki tombol start, stop dan Zero-Reset pada sisi Case. Seperti yang sering kita lihat pada jam Chronograph biasanya memiliki jarum detik dibagian tengahnya atau berpusat di hands tengah. Lalu dua sub-dials itu untuk mengukur menit dan jam. Serta sub-dials ketiga itu menunjukan detik yang terus berjalan sebagai fungsi dari jam tersebut.
Seiring berjalannya waktu Chronograph digunakan bukan hanya untuk menghitung kepresisian navigasi laut, penerbangan dan balapan kuda, tetapi menjadi perhitungan waktu untuk balap mobil, olah raga Olympiade dan lain-lain. Dengan demikian Horologi memulai produksi untuk berbagai kebutuhan seperti Flyback, dibuat untuk jarum detik di reset dengan cepat, dan berbagai kebutuhan lainnya seperti buat olah air dan menyelam, sehingga dibuat tahan air.
Karena makin banyaknya permintaan maka produsen jam berlomba-lomba mematenkan penemuan mereka dalam versi otomatis dan kebutuhan eksklusif mereka. Saat itulah Breitling, Heuer, dan Hamilton bermitra dengan Dubois Depraz guna mengembangkan Chronograph Self-Winding.
Chronograph Self-Winding/Otomatis pertamakali dipertunjukkan di Jenewa dan New York pada tanggal 3 Maret 1969. Yang disebut-sebut Chronomatic, dengan Calibre 11, menggunakan mikro rotor off-center. Tiba-tiba beberapa waktu kemudian, Zenith berhasil mengembangkan sistem Chronomatic-nya dengan nama El-Primero. Tetapi ada perbedaan yang mendasar yaitu menggunakan rotor penuh, yang mampu mengukur waktu hingga sepersepuluh waktu.
Roda per penyeimbangnya yang bergerak 10 detak per detik, chronograph ini mampu mengukur waktu berjalan mendekati pecahan fraksi 1/10 detik. Dan meskipun berfrekwensi tinggi, El Primero menyediakan daya cadangan selama 50 jam yang terbilang lama dan telah diperkecil agar teknologi mereka dapat diterapkan kedalam ruang/case berukuran 6,5mm kali 29,33mm.
Teknologi jam Zenith ini membuat Rolex Daytona menggunakannya pada tahun 1987. Rolex Daytona lanjut menggunakan mesin buatan Zenith hingga tahun 2000, walaupun dengan kecepatan frekwensi yang dikurangi menjadi 28,800 vibrasi perjam dan roda per penyeimbang yang dilengkapi oleh sekrup penyetel Microstella. Merk lainnya, yaitu Bvlgari, Daniel Roth dan Ebel, juga bergantung pada mesin Zenith El Primero. Ebel mengeluarkan jam tangan kalender abadi yang didasari oleh mesin Zenith di tahun 1989.
El Primero adalah salah satu pelopor mesin Chronograph dari Tahun 1969. Mesin berfrekwensi tinggi menjadi basis untuk pengembangan-pengembangan baru. Termasuk modifikasi dengan sebuah plat dasar yang sebagian dibuat berangka skeleton atau transparan dimana dapat terlihat bagian muka dial. El Primero Calibre 4021 ditampilkan status daya cadangan dan bahkan sebuah Tourbillon.