Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) — kalau diterjemahkan berarti Grand Prize of Watchmaking of Geneva — yang telah diberikan oleh Federation of the Swiss Watch Industry (FH) sejak tahun 2000, dianggap sebagai penghargaan paling bergengsi di dunia horologi. Banyak juga yang menyebut ajang ini sebagai “Oscar”-nya industri jam tangan.

Source: thehourglass.com
Seminggu yang lalu, upacara penganugerahan GPHG 2025 resmi digelar di Geneva. Pemenang dari berbagai kategori diumumkan, termasuk penghargaan paling bergengsi yaitu Aiguille d’Or. Semua pemenang dipilih oleh panel juri berisi kolektor, jurnalis, dan watchmakers yang cukup dihormati di industri. Yuk, cek deretan jam tangan yang berhasil menang tahun ini di bawah!
Aiguille d’Or – Breguet Classique Souscription

Source: gphg.org
Breguet Classique Souscription
Breguet Classique Souscription 2025 Edition berhasil meraih penghargaan paling prestisius Aiguille d’Or, menjadikannya sebuah pencapaian monumental bagi Maison tersebut yang sekaligus merayakan 250 tahun perjalanan mereka. Jam tangan ini merupakan re-interpretasi modern dari pocket watch “Souscription” karya Abraham-Louis Breguet, yang dulu dianggap cukup revolusioner di masanya.
Desainnya menggunakan case 40mm berbahan gold, dipadukan dengan dial grand feu enamel, serta satu flame-blued steel hand yang menyapu angka Breguet dan chemin de fer minute track. Untuk mesinnya, jam ini ditenagai calibre VS00 manual-winding dengan power reserve 96 jam. Movement-nya juga menampilkan dekorasi guilloché yang terinspirasi dari arsitektur Paris.
Men’s – Urban Jürgensen UJ-2 Double Wheel Natural Escapement

Source: gphg.org
Urban Jürgensen UJ-2 Double Wheel Natural Escapement
Urban Jürgensen, brand yang didirikan sejak 1773, resmi kembali hadir tahun ini lewat koleksi baru yang terdiri dari UJ-1 Tourbillon, UJ-2 Time-Only, dan UJ-3 Perpetual. Dari ketiganya, UJ-2 berhasil memenangkan Men’s Watch Prize, sebuah penghargaan yang menandai comeback besar brand ini sekaligus mengapresiasi jam tangan pria terbaik dengan komplikasi seperti hours, minutes, seconds, date, power-reserve display, atau moon-phase klasik.
Di bagian dial, UJ-2 Time-Only menawarkan tampilan yang klasik namun sedikit asimetris: small seconds ditempatkan di posisi 4:30, central hands diposisikan sedikit lebih tinggi dari garis tengah, dan komposisi keseluruhan dilengkapi oleh tampilan power reserve di posisi 12 o’clock. Melalui sapphire caseback, anda bisa melihat movement manual-winding calibre UJ-2 yang berproporsi besar, memakai single barrel, berdetak di frekuensi 2.5 Hz, dan punya power reserve sekitar 52 jam.
Men’s Complication – Bovet 1822 Récital 30

Source: gphg.org
Bovet 1822 Récital 30
Bovet 1822 Récital 30 berhasil meraih Men’s Complication Watch Prize, mengungguli kategori yang juga diisi perpetual calendar complicated dari Audemars Piguet dan Parmigiani Fleurier. Kemenangan ini cukup berarti untuk Bovet, mengingat terakhir kali mereka meraih penghargaan tertinggi adalah Aiguille d’Or tahun 2018 lewat Récital 22.
Récital 30 sendiri adalah hasil pengembangan lebih dari enam tahun dan menjadi solusi untuk masalah Daylight Saving Time (DST) yang sudah ratusan tahun membuat rumit tampilan jam world timer. Hadir dalam case 42mm titanium atau 18K red gold, kompleksitas jam ini sebenarnya tersimpan rapi di balik desainnya. Movement-nya menggunakan 26 rollers untuk menampilkan 25 global time zones yang disesuaikan dengan empat periode waktu dalam setahun (mulai dari UTC, American Summer Time, European & American Summer Time, hingga European Wintertime).
Ladies’ – Gerald Genta Oursine

Source: gphg.org
Gerald Genta Oursine
Di kategori Ladies’ Watch Prize, Gentissima Oursin Fire Opal keluar sebagai pemenang. Model ini kembali mengambil inspirasi dari bahasa desain Gérald Genta, lalu menerjemahkannya ke dalam case 36.5 mm yellow gold yang dihiasi 137 fire opals yang dipasang satu per satu. Dial-nya memakai orange carnelian dengan tekstur khas yang menyatu dengan warna-warna opal tersebut.
Untuk mesinnya, jam ini menggunakan automatic calibre GG-005, yaitu movement Zenith Elite yang dimodifikasi dan dilengkapi oscillating weight baru berbahan 18-carat yellow gold. Faceted sapphire crystal dan inner bezel yang sedikit octagonal menjadi referensi langsung terhadap garis desain khas koleksi Gentissima. Baik permukaan case maupun detail dial semuanya dibuat menggunakan yellow gold, memberikan tampilan yang benar-benar konsisten dan luxurious.
Ladies Complication – Chopard Imperiale Four Seasons

Source: gphg.org
Chopard Imperiale Four Seasons
Untuk pertama kalinya, sebuah Ladies’ Complication dari Chopard berhasil memenangkan penghargaan ini. Seperti namanya, inti dari Chopard Imperiale Four Seasons adalah sebuah rotating disc yang berputar penuh selama 365 hari, melambangkan siklus empat musim. Daya tarik utama jam ini terletak pada disc tersebut — dibuat dari painted, textured mother-of-pearl dengan motif yang terus berubah seiring rotasinya yang sangat perlahan.
Pertunjukan visual dari Imperiale Four Seasons ini digerakkan oleh calibre L.U.C 96.31-L, sebuah automatic manufacture movement yang dilengkapi modul khusus bernama Four Seasons module. Movement ini terdiri dari 227 komponen, menawarkan power reserve hingga 65 jam berkat teknologi Chopard Twin, dan seluruhnya dikembangkan serta dirakit secara in-house. Perpaduan antara keindahan estetika dan teknik tingkat tinggi inilah yang membuat jam ini pantas meraih penghargaan GPHG 2025 Best Complicated Ladies’ Watch.
Iconic – Audemars Piguet Royal Oak Perpetual Calendar

Source: gphg.org
Audemars Piguet Royal Oak 41 Perpetual Calendar
Audemars Piguet Royal Oak 41mm Perpetual Calendar berhasil meraih gelar sebagai jam tangan paling Iconic tahun ini, sekaligus menegaskan kembali betapa signifikannya lini Royal Oak dalam dunia horologi, bahkan lebih dari 50 tahun sejak pertama kali diperkenalkan. Dengan ciri khas bezel oktagonal, integrated bracelet, dan finishing yang sangat refined, jam ini memadukan desain legendaris Gérald Genta dengan teknologi horologi tingkat lanjut. Komplikasi perpetual calendar di dalamnya mampu melacak day, date, month, leap year, dan moon phases dengan presisi mekanis. Penghargaan ini juga menambah daftar panjang prestasi Audemars Piguet di GPHG.
Time Only – Daniel Roth Extra Plat Souscription Rose Gold

Source: gphg.org
Daniel Roth Extra Plat Souscription Rose Gold
Daniel Roth Extra Plat Souscription in Rose Gold berhasil memenangkan penghargaan Time Only, sekaligus menjadi validasi penting atas kebangkitan modern brand ini. Kemenangan ini juga menandai penghargaan GPHG besar pertama bagi Daniel Roth sejak relaunch mereka, dan semakin menegaskan signifikansi kultural dari kembalinya brand ini ke panggung haute horlogerie.
Tourbillon – Bvlgari Octo Finissimo Ultra Tourbillon

Source: gphg.org
Bvlgari Octo Finissimo Ultra Tourbillon
Tahun ini, Bulgari untuk pertama kalinya ikut serta di Watches and Wonders dan memperkenalkan Octo Finissimo Ultra Tourbillon, yang langsung menunjukkan keahlian utama brand ini: pengembangan jam tangan ultra-thin. Dengan case height hanya 1.85 mm, Octo Finissimo Ultra Tourbillon menyandang gelar sebagai tourbillon tertipis di dunia, sekaligus menjadi rekor dunia ke-10 Bulgari dalam kategori ini hanya dalam kurun sebelas tahun.
Ketipisan ekstrem ini dimungkinkan berkat baseplate yang terbuat dari tungsten carbide (material super keras) yang juga berfungsi sebagai caseback, ditambah movement hand-wound calibre BVL 900 yang berdetak di 28,800 vph dan tetap menawarkan power reserve 42 jam meskipun dimensinya sangat tipis. Inovasi sebesar ini pun diapresiasi oleh GPHG dengan penghargaan Tourbillon Watch Prize tahun ini.
Chronograph – Angelus Chronographe Télémètre Yellow Gold

Source: gphg.org
Angelus Chronographe Télémètre Yellow Gold
Angelus Chronographe Télémètre Yellow Gold berhasil memenangkan Chronograph Watch Prize, penghargaan untuk chronograph terbaik tahun ini. Dirilis pada bulan April tahun ini, sebagai limited edition 15 pieces dalam yellow gold, Chronographe Télémètre masuk dalam koleksi La Fabrique dan, dengan diameter 37 mm, menjadi model Angelus terkecil hingga saat ini.
Case dengan sculpted, curved lugs ini mengambil inspirasi dari estetika historis Angelus. Dial off-white-nya memadukan satin-brushed chapter ring dengan grained centre, dipisahkan oleh ring berpolish diamond. Sub-dial untuk small seconds dan 30-minute counter memakai circular graining, sementara applied indices dibuat dari 3N gold. Untuk mesinnya, jam ini ditenagai in-house calibre A5000, sebuah integrated mono-pusher chronograph dengan power reserve 42 jam, frekuensi 3 Hz, column wheel, dan horizontal clutch. Dengan ketebalan hanya 4.20 mm dan diameter 24 mm, movement ini pas banget dengan format case yang compact.
Sports – Chopard Alpine Eagle 41 SL Cadence 8HF

Source: gphg.org
Chopard Alpine Eagle 41 SL Cadence 8HF
Tahun ini, koleksi Chopard merilis jam tangan terbaru: Alpine Eagle 41 SL Cadence 8HF, sebuah limited edition 250 pieces. Dengan case, crown, dan bezel berbahan ceramised titanium yang dipadukan dengan rubber strap, model ini menjadi jam paling ringan yang pernah dirilis dalam koleksi Alpine Eagle.
Di dalamnya, calibre Chopard 01.14-C berdetak di frekuensi tinggi 8 Hz (57,600 vph), memberikan akurasi tinggi bahkan saat terkena guncangan, plus power reserve 60 jam. Menariknya, movement ini juga lebih ringan karena mainplate dan bridges-nya juga dibuat dari ceramised titanium. Berkat kombinasi teknologi dan performa tersebut, Alpine Eagle 41 SL Cadence 8HF berhasil meraih penghargaan GPHG 2025 untuk kategori Sports Watch Prize.
Petite Aiguille – MB&F M.A.D. Editions M.A.D.2 Green

Source: gphg.org
MB&F M.A.D. Editions M.A.D.2 Green
M.A.D.2 Green dari MB&F M.A.D. Editions berhasil memenangkan kategori Petite Aiguille di GPHG tahun ini, semakin memperkuat reputasi brand ini sebagai pembuat jam yang kreatif sekaligus lebih accessible dibanding lini MB&F yang biasanya masuk ranah haute horlogerie. Kategori Petite Aiguille sendiri memang selalu jadi ajang kompetitif bagi brand-brand independen, baik yang sudah mapan maupun pendatang baru.
Jam berdiameter 42mm stainless steel ini menggunakan modul bi-directional jumping hour dan trailing minutes buatan MB&F, yang dipasang di atas base movement La Joux-Perret calibre G101. Dial-nya yang cukup kompleks merupakan tribute ke dunia vinyl, lengkap dengan grooves dan external track berisi stop pins berlapis Super-LumiNova. Dua pointer di atas dial ini menjadi penunjuk waktu dalam format display yang cukup inovatif.
Chronometry – Zenith G.F.J. Calibre 135

Source: gphg.org
Zenith G.F.J. Calibre 135
Salah satu bukti dari keahlian watchmaking Zenith adalah keikutsertaan mereka dalam kompetisi chronometry sejak tahun 1897. Dengan 2.333 penghargaan, Zenith menjadi salah satu manufacture jam tangan paling banyak memenangkan penghargaan dalam sejarah. Puncak kesuksesan tersebut hadir lewat calibre 135-O, movement khusus yang berhasil meraih 235 penghargaan. Bahkan movement ini pernah mencatat rekor bersejarah dengan memenangkan lima kali berturut-turut juara pertama kategori wristwatch di Neuchâtel Observatory.
Untuk merayakan ulang tahun ke-160, Zenith menghadirkan kembali calibre 135-O dalam format modern, dengan koleksi terbaru yang dinamai sesuai nama pendirinya: G.F.J. (Georges Favre-Jacot). Versi modern ini dibekali power reserve 72 jam (naik dari 40 jam), geometri gear yang dioptimalkan, frekuensi 2.5 Hz (18,000 vph), dan fitur seconds stop. Setiap movement juga bersertifikasi COSC dan diatur pada tingkat presisi ± 2 detik per hari. Jam yang dibekali movement ini tampil dengan dial dark blue lapis-lazuli, dan dibalut case platinum 39.15 mm. Dengan kualitas tersebut, model ini berhasil memenangkan GPHG 2025 dalam kategori Chronometry Prize.
Mechanical Exception – Greubel Forsey Nano Foudroyante

Source: gphg.org
Greubel Forsey Nano Foudroyante
Mechanical Exception: Untuk kategori yang didefinisikan oleh mekanisme spesial dan ide horologi yang out-of-the-box, Greubel Forsey Nano Foudroyante memang jadi pemenang yang pas. Pertama kali diperkenalkan sebagai konsep pada 2024 dan direalisasikan tahun ini, jam ini menjadi chronograph pertama sekaligus flying tourbillon pertama dari Greubel Forsey. Tapi prestasi sebenarnya ada pada indikator lightning second mini yang dipasang di atas tourbillon-nya.
Indikator kecil ini jumps 6 kali per detik sambil tetap tegak ketika tourbillon menjalani rotasi satu menit. Hasilnya adalah tampilan waktu yang super clever, sekaligus memotong konsumsi energi hingga hanya 1/1800 dari lightning second biasa. Efisiensi ekstrem inilah yang akhirnya membuatnya layak memenangkan kategori Mechanical Exception.
Jewellery – Dior La D de Dior Buisson Couture

Source: gphg.org
Dior La D de Dior Buisson Couture
Jewellery Watch Prize, penghargaan untuk jam perhiasan terbaik tahun ini, jatuh kepada Dior Montres La D de Dior Buisson Couture. Jam perhiasan ini terinspirasi langsung dari nuansa taman yang rimbun, di mana fungsi waktu sengaja dibuat lebih subtil. Dial, bezel, crown, hingga caseback seluruhnya dihiasi 1.088 batu mulia — mulai dari diamonds, pink sapphires berbagai tone, hingga tsavorite dalam potongan brilliant, pear, oval, dan marquise.
Display waktu ditempatkan secara discreet di posisi pukul tiga, dengan gold hands yang juga dihiasi diamond. Proses pembuatannya memakan waktu sekitar 480 jam, dengan lebih dari 150 jam di antaranya khusus untuk proses stone-setting yang dilakukan sepenuhnya dengan tangan.
Artistic Crafts – Voutilainen 28GML Souyou

Source: gphg.org
Voutilainen 28GML Souyou
Untuk kategori Artistic Crafts, pemenangnya adalah Voutilainen 28GML Souyou. Model ini pertama kali diperkenalkan pada Juni tahun ini, menampilkan dial yang dibuat oleh seniman Jepang, Tatsuo Kitamura. Diumumkan oleh pendiri Rowing Blazers, Jack Carlson, penghargaan Métiers d’Art / Artistic Crafts tersebut jatuh kepada maestro yang sudah berkali-kali menang GPHG, Kari Voutilainen.
Jam ini menghadirkan karya seni yang luar biasa rumit: sebuah dial dengan Japanese lacquer (urushi), potongan seashell, serta lembaran dan serbuk emas — semuanya “bersaing” indah dengan movement yang juga didekorasi secara sangat teliti. Voutilainen tampak bangga dengan karya yang satu ini: sebuah GMT yang terlihat sederhana namun punya crown push-adjustment yang sangat intuitif. Setiap dial membutuhkan lebih dari seribu jam untuk dibuat.
Audacity – Fam Al Hut Möbius

Source: gphg.org
Fam Al Hut Möbius
Audacity Prize di GPHG adalah penghargaan khusus untuk jam tangan yang menampilkan pendekatan nyeleneh atau tidak konvensional dalam menampilkan waktu. Kategori ini bahkan tidak selalu diberikan setiap tahun. Untuk edisi kali ini, pemenangnya adalah Mark 1 dari brand jam tangan asal Tiongkok, Fam Al Hut. Dengan dimensi 42.2 × 24.3 × 12.9 mm (dan 17mm di titik tertinggi tourbillon), Fam Al Hut MARK 1 Möbius menjadi salah satu wristwatch bi-axial tourbillon paling compact di pasaran.
Jam ini menggunakan stainless steel dengan case tanpa lug, finishing concave polish, dan domed sapphire crystal. Konfigurasinya benar-benar unik: kombinasi bi-axial tourbillon, double retrograde displays untuk hours dan minutes, plus mekanisme jumping hour — sebuah setup yang belum pernah diterapkan sebelumnya pada sebuah wristwatch. Di dalamnya, movement hand-wound calibre M-01t berdetak pada frekuensi 3 Hz (21,600 vph) dan menawarkan power reserve sekitar 50 jam.
Challenge – Dennison Natural Stone Tiger Eye In Gold

Source: gphg.org
Dennison Natural Stone Tiger Eye Gold
Challenge Watch Prize diberikan kepada jam tangan yang menawarkan kualitas mekanis terbaik di kategori entry-level atau accessible luxury. Tahun ini, penghargaan tersebut jatuh kepada Dennison Natural Stone Tiger Eye in Gold, yang merupakan re-interpretasi dari cushion case klasik Dennison era 1960-an. Case berbahan stainless steel dengan PVD gold-plated ini berukuran 37 × 33.5 mm dan punya ketebalan hanya 6 mm, sehingga terlihat tipis dan nggak mencolok di pergelangan. Dial tiger-eye natural stone-nya dipotong dan dipoles satu per satu, membuat setiap jam punya struktur dan pola warna yang unik.
Mechanical Clock – Albatross L’Epée 1839 X MB&F

Source: gphg.org
Albatross L’Epée 1839 X MB&F
Albatross L’Epée 1839 X MB&F adalah sebuah tabletop automaton dengan bobot hampir 17 kilogram dan ukuran 60 × 60 × 35 cm, yang terdiri dari 1.520 komponen. Karya ini menggabungkan time display berbasis rotating discs, mekanisme hour-striking, dan automaton propeller yang sangat kompleks.
Setiap jam, mekanisme akan memukul jumlah jam yang sesuai, lalu memberikan satu strike tambahan pada setengah jam. Pada saat yang sama, 16 pasang propeller mulai bergerak, dengan arah putaran yang saling bercermin antara sisi kiri dan kanan.
Terbuat dari brass, steel, dan aluminium, Albatross ini mengambil inspirasi dari dirigible ‘Albatross’ karya Jules Verne, baik dari bentuk maupun konsepnya. Karya ini menjadi jam meja pertama dengan fungsi ‘propeller hour’ yang berhasil memenangkan Mechanical Clock Prize.
Horological Revelation – Anton Suhanov St. Petersburg Easter Egg Tourbillon Clock

Source: gphg.org
Anton Suhanov St. Petersburg Easter Egg Tourbillon Clock
Anton Suhanov St. Petersburg Easter Egg Tourbillon Clock adalah reinterpretasi modern dari Fabergé egg, namun dibuat dalam bentuk yang benar-benar fungsional. Karya ini terdiri dari base polished stainless steel, sebuah guilloché silver shell sebagai outer case yang dilapisi transparent enamel, serta domed sapphire crystal yang menutup area tourbillon dan time display. Model ini berhasil meraih Horological Revelation Prize, kategori spesial GPHG yang diberikan kepada brand yang sudah aktif secara komersial kurang dari sepuluh tahun namun dalam waktu singkat mampu menunjukkan kualitas horologi yang sangat meyakinkan.
Referensi
Svaboe, Thor. “Here Are the Biggest Winners of the GPHG, the Oscars of Watchmaking.” Robb Report, 14 Nov. 2025, https://robbreport.com/style/watch-collector/gallery/gphg-award-winners-2025-1237361549/.
Leung, Zoe. "Here are the Winners of the 2025 GPHG Watch Awards." 14 Nov. 2025, https://hypebeast.com/2025/11/gphg-grand-prix-horlogerie-geneve-2025-watch-awards-winners-list.
Revolution. “The 20 Winners of the 2025 GPHG Awards.” Revolution Watch, 14 Nov. 2025, https://revolutionwatch.com/the-20-winners-of-the-2025-gphg-awards/.
Riehr, Philipp. “GPHG 2025: This Year’s Award-Winning Watches.” Swisswatches Magazine, 14 Nov. 2025, https://swisswatches-magazine.com/the-winners-of-the-gphg-2025-at-a-glance/.
“Prize List 25 | GPHG.” GPHG, https://www.gphg.org/en/prize-list-25.

