OMEGA Speedmaster adalah salah satu koleksi paling ikonik dari OMEGA, terutama karena hubungannya yang erat dengan dunia luar angkasa. Julukan “the space wristwatch” masih melekat kuat di seri Speedmaster hingga sekarang.
Tentu saja, menjadi jam tangan pilihan resmi NASA bukanlah hal yang mudah. Salah satu alasan utama kenapa Speedmaster mampu bertahan dalam kondisi ekstrem di luar angkasa adalah kekuatan crystal-nya.

Source: omegawatches.com
Sampai hari ini, ada dua jenis crystal yang masih digunakan pada Speedmaster Moonwatch Professional — Sapphire dan Hesalite. Sekilas, keduanya terlihat mirip, tapi sebenarnya ada cukup banyak perbedaan yang bisa mempengaruhi pilihan kamu. Siapa tahu, setelah tahu bedanya, kamu bisa lebih yakin menentukan versi Speedmaster mana yang jadi the ultimate one buat kamu. Let’s break it down!
Sedikit Latar Belakang Kedua Jenis Crystal
Ketika NASA mencari jam tangan yang sanggup bertahan menghadapi kerasnya perjalanan luar angkasa, Speedmaster dengan Hesalite crystal lah yang akhirnya terpilih. Material akrilik ini terbukti tangguh selama misi Apollo, mampu menahan perubahan suhu dan tekanan ekstrem, sekaligus menawarkan ketahanan terhadap benturan.
Beberapa tahun setelah misi ke bulan, OMEGA menyadari adanya kebutuhan baru di kalangan pecinta jam tangan: material yang lebih tahan gores. Dari situlah muncul sapphire crystal, sebuah inovasi modern dalam dunia watchmaking.
Hesalite vs Sapphire

Pilihan antara Hesalite dan Sapphire sebenarnya bukan cuma soal tampilan. Di baliknya ada material yang cukup kompleks dan proses manufaktur yang berbeda. Kedua jenis crystal punya karakteristik unik yang memengaruhi banyak hal — mulai dari bagaimana Speedmaster terlihat di pergelangan tangan, sampai bagaimana performanya dalam berbagai kondisi.
Manufaktur
Hesalite adalah bentuk lanjutan dari material acrylic yang dikenal karena kelenturan dan kejernihannya yang luar biasa. Karena sifatnya yang mudah dibentuk, material berbasis polimer ini memungkinkan para pembuat jam untuk menciptakan bentuk kaca domed crystal khas Speedmaster dengan presisi tinggi. Proses pembuatannya melibatkan pemanasan dan pencetakan Hesalite secara hati-hati untuk mendapatkan lengkungan sempurna.
Salah satu kelebihan OMEGA Hesalite adalah densitasnya yang rendah, sehingga membuat jam terasa lebih ringan di pergelangan tangan. Selain itu, struktur molekulnya yang unik memberi tingkat elastisitas tertentu, memungkinkan Hesalite menyerap benturan yang bisa saja memecahkan material kaca biasa. Sifat inilah yang menjadikan Hesalite sebagai pilihan ideal untuk misi luar angkasa NASA pada saat itu.
Bagaimana dengan Sapphire? Meski namanya Sapphire crystal, material ini sebenarnya bukan berasal dari batu safir alami. Sapphire pada jam tangan dibuat di laboratorium dari corundum sintetis, yaitu bentuk kristal dari aluminium oksida yang tingkat kekerasannya hanya kalah dari berlian.
Proses pembuatannya dikenal sebagai Verneuil method, di mana aluminium oksida dilelehkan dan dikristalisasi pada suhu yang sangat tinggi. Hasilnya kemudian dipotong, dibentuk, dan dipoles dengan presisi tinggi — proses yang memakan waktu dan biaya, sehingga wajar kalau Speedmaster sapphire crystal dibanderol lebih mahal.
Namun, hasil akhirnya sepadan: permukaan sapphire hampir tahan gores sempurna dan bisa mempertahankan kejernihannya selama puluhan tahun. Pada model Speedmaster modern, kaca sapphire ini juga diberi lapisan anti-reflective coating, yang membuat tampilannya semakin jernih dan meminimalkan pantulan cahaya.
Visual
Perbedaan visual antara Speedmaster Hesalite dan Sapphire bukan sekadar soal kejernihan kaca. Setiap material punya karakter unik yang memengaruhi cara cahaya berinteraksi dengan dial, sekaligus menentukan bagaimana jam ini “menampilkan diri” di pergelangan tangan.

Hesalite dengan bentuk domed crystal-nya menghadirkan nuansa hangat dan vintage yang sangat disukai para purist. Lengkungannya yang halus membuat transisi dari bezel ke dial terasa mulus dan lembut. Dalam pencahayaan tertentu, Hesalite bisa menampilkan efek milky edge yang justru menambah pesona klasiknya.
Sebaliknya, Sapphire menawarkan kejernihan luar biasa dengan tampilan yang lebih modern dan teknikal. Permukaannya yang datar dengan sisi bevel memberikan kesan rapi, presisi, dan kontemporer. Tapi, kejernihan ini punya kompromi kecil: munculnya efek “milky ring”, pantulan berbentuk cincin halus di sekitar tepi dial yang bisa terlihat di sudut tertentu. Ada yang menganggapnya khas dan menarik, tapi ada juga yang merasa itu sedikit mengganggu.
Selain tampilan, kedua jenis crystal ini juga memberi efek berbeda pada proporsi Speedmaster secara keseluruhan. Hesalite dengan dome-nya memberi sedikit tambahan tinggi pada jam, sedangkan sapphire yang lebih datar membuat jam terlihat lebih ramping. Detail kecil, tapi cukup berpengaruh terhadap kesan keseluruhan.
Caseback

Source: hodinkee.com
Kalau bicara soal perbedaan Hesalite dan sapphire Omega nggak cuma dari tampilan depan aja — tapi juga dari bagian belakangnya, alias caseback.
Model Hesalite biasanya hadir dengan solid caseback, lengkap dengan ukiran logo Seahorse ikonik dan beberapa engraving khas lainnya. Desain klasik ini terinspirasi langsung dari Moonwatch original. Selain tampil lebih autentik, solid back juga memberikan perlindungan ekstra untuk movement.
Sementara itu, model Sapphire crystal sering dikenal dengan sebutan “Sapphire Sandwich” di kalangan kolektor. Konfigurasinya punya caseback transparan yang juga terbuat dari sapphire, memberikan jendela untuk melihat “jantung” jam bekerja. Bagi banyak penggemar, kemampuan untuk mengagumi detail finishing pada Caliber 1861 atau OMEGA 3861 jadi nilai plus besar.
Transparansi ini bukan cuma soal estetika, tapi juga memberi kesempatan pemilik untuk melihat langsung pergerakan mekanisme, bahkan kadang bisa mendeteksi dini jika ada masalah kecil. Namun, konsekuensinya, versi ini tidak memiliki ukiran Seahorse klasik — sesuatu yang bagi sebagian penggemar dianggap sebagai elemen penting untuk jam speedmaster.
Durability
Kalau bicara soal daya tahan dan perawatan, Hesalite dan Sapphire crystal punya kelebihan dan tantangan masing-masing.
Hesalite, karena sifatnya yang lebih lembut, memang lebih mudah tergores akibat pemakaian sehari-hari. Goresan halus atau scuff marks bisa muncul seiring waktu, terutama kalau kamu sering beraktivitas tanpa terlalu berhati-hati.
Tapi di sisi lain, kelemahan ini punya keuntungan tersendiri — goresan pada Hesalite bisa dipoles dengan mudah menggunakan polishing compound khusus seperti Polywatch. Jadi, permukaannya bisa kembali bening tanpa perlu ganti kaca.
Sementara itu, Sapphire crystal punya tingkat kekerasan 9 pada skala Mohs, menjadikannya hampir mustahil tergores oleh aktivitas normal. Ketahanannya ini memastikan kaca Speedmaster kamu tetap jernih dan mulus selama bertahun-tahun, bahkan dengan pemakaian intens. Namun, kalau sampai sapphire tergores (meski jarang banget terjadi), proses perbaikannya jauh lebih rumit dan biasanya butuh penanganan profesional.
Dalam hal ketahanan terhadap benturan, Hesalite justru unggul. Karena strukturnya yang lentur, Hesalite lebih cenderung retak atau melengkung daripada pecah berkeping-keping saat terkena benturan keras. Inilah alasan kenapa NASA memilih material ini — untuk mencegah serpihan kaca berbahaya melayang di lingkungan tanpa gravitasi. Buat pemakaian sehari-hari, ini berarti jam kamu lebih aman dari risiko pecah total kalau tidak sengaja terbentur.
Sebaliknya, Sapphire yang super keras juga punya sisi “rapuh”. Kekakuannya membuat kaca ini lebih rentan pecah atau terkelupas kalau terkena benturan tajam di sudut tertentu. Sekali retak, kerusakannya bisa fatal — berbeda dengan Hesalite yang biasanya hanya retak tanpa terfragmentasi.
Berat
Dalam konteks Omega Speedmaster sapphire vs Hesalite, perbedaannya nggak cuma soal tampilan dan material — tapi juga bagaimana jam ini terasa di pergelangan tangan. Faktor seperti distribusi bobot dan kenyamanan secara keseluruhan berpengaruh besar saat dipakai sehari-hari.
Hesalite crystal memiliki bobot jam yang lebih ringan secara keseluruhan. Karena bagian depan jam lebih enteng, hasilnya adalah keseimbangan yang lebih baik di pergelangan tangan, membuatnya terasa nyaman bahkan saat dipakai lama. Bobot yang ringan ini juga jadi nilai tambah tersendiri bagi kamu yang benar-benar menggunakan Speedmaster sebagai chronograph fungsional saat beraktivitas.
Sementara itu, versi Sapphire crystal memang sedikit lebih berat, tapi perbedaannya cukup terasa. Tambahan bobot pada kaca ditambah dengan adanya display caseback membuat versi ini terasa lebih solid dan berisi di tangan. Beberapa kolektor justru menyukai sensasi “berbobot” ini, menganggapnya sebagai tanda dari kualitas dan ketahanan jam itu sendiri.
Harga
Jika dibandingkan soal harga, model Hesalite umumnya dibanderol dengan harga yang lebih terjangkau. Alasannya cukup jelas — materialnya lebih murah, proses produksinya juga tidak terlalu kompleks. Desain solid caseback yang sederhana turut membantu menjaga harga tetap rendah tanpa mengurangi esensi dari Moonwatch itu sendiri.
Di sisi lain, model Sapphire crystal hadir dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan Hesalite. Harga ini mencerminkan biaya material yang lebih mahal, proses manufaktur yang lebih rumit, serta penggunaan sapphire tambahan pada bagian caseback. Belum lagi, banyak versi sapphire juga sudah dilengkapi lapisan anti-reflective coating, yang turut menambah biaya produksi secara keseluruhan.
Kesimpulan
Apakah Anda kolektor yang mengejar akurasi historis? Seorang pemakai aktif yang butuh daya tahan maksimal? Atau pembeli pertama yang mencari titik awal emosional dengan dunia horologi? Jawabannya bisa berbeda, tapi tidak ada yang salah.
Hesalite dan sapphire sama-sama mewakili legacy Speedmaster — satu dengan nostalgia, satu lagi dengan kejernihan masa kini. Pada akhirnya, pilihlah bukan karena spesifikasinya lebih unggul di atas kertas, tapi karena salah satunya feels like yourself.
Apabila Anda ingin mulai, melengkapi, atau mungkin melepas koleksi Omega Anda, kunjungi IDWX — tempat terbaik di Indonesia untuk jual, beli, dan tukar jam tangan mewah secara aman. Siapa tahu, keputusan Omega Hesalite vs Sapphire Anda justru berawal di sana.
Baca juga: Mengenal Semua Edisi Speedy Tuesday: Koleksi Eksklusif OMEGA Speedmaster
Referensi
Pennington, Cole. “In-Depth: Comparing Moonwatches: Hesalite Versus Sapphire.” Hodinkee, 17 Jan. 2020, https://www.hodinkee.com/articles/comparing-moonwatches.
Watches, Bobs. “OMEGA Speedmaster Hesalite vs Sapphire.” Bob’s Watches, https://www.bobswatches.com/omega/speedmaster/omega-speedmaster-hesalite-vs-sapphire.
2017, Craig. “Review: Omega Speedmaster - Hesalite vs Sapphire.”, 15 Sept. 2017, https://www.watchfinder.co.uk/articles/review-omega-speedmaster-hesalite-vs-sapphire.